MTani Group

Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Produktivitas Padi

Sistem tanam memiliki pengaruh langsung terhadap produktivitas padi karena menjadi salah satu faktor penting yang menentukan seberapa baik tanaman bisa tumbuh dan berkembang. Hal tersebut menentukan efisiensi penggunaan lahan, cahaya, air, serta nutrisi tanaman. Cara petani menyusun tanaman di sawah baik dari segi jarak maupun arah tanam dapat berdampak langsung pada pertumbuhan tanaman, jumlah anakan, dan efisiensi penggunaan lahan. Susunan tanaman yang tepat memungkinkan sinar matahari menyebar merata ke seluruh bagian tanaman, memperkuat proses fotosintesis, serta mendorong pertumbuhan anakan padi lebih banyak dan produktif.

Terdapat beberapa jenis sistem tanam padi di sawah seperti jajar legowo, tegel (sistem tanam biasa), PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu), dan SRI (System of Rice Intensification). Tujuan pola tanam padi sawah adalah mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil panen melalui penataan jarak tanam yang tepat, dimana sistem jajar legowo menjadi salah satu metode yang populer. Sistem jajar legowo terbukti dapat meningkatkan populasi tanaman hingga 20-30%. Sistem tanam ini juga memudahkan petani dalam perawatan tanaman seperti penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama. Keunggulan sistem tanam jajar legowo menjadikannya salah satu sistem tanam yang direkomendasikan untuk meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan, seperti yang diterapkan di lahan mitra pertanian padi MTani.

Istilah Legowo diambil dari bahasa jawa, yang berasal dari kata “Lego” berarti luas dan “dowo” berarti memanjang. Legowo diartikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong. Penerapan sistem tanam jajar legowo dianjurkan menggunakan jarak tanam antar rumpun dalam baris sebesar 25 x 25 cm; jarak antar tanaman dalam baris 12,5 cm; dan jarak antar barisan atau lorong selebar 50 cm yang dapat ditulis (25 x 12,5 x 50) cm. Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat, seperti 2 x 20 cm, sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan jarak antar tanaman dalam baris menjadi terlalu sempit (Badan Litbang Pertanian 2013). Terdapat beberapa keuntungan penerapan sistem tanam jajar legowo:

  1. Sistem tanam berbaris memudahkan petani dalam mengelola kegiatan budidaya, seperti pemberian pupuk susulan, penyiangan gulma, serta penyemprotan untuk pengendalian hama dan penyakit. Selain itu, sistem ini juga mempermudah dalam upaya pengendalian hama tikus.
  2. Dengan menambah jumlah tanaman di kedua sisi barisan jajar legowo, sistem ini memungkinkan peningkatan populasi tanaman, yang pada gilirannya dapat mendorong peningkatan populasi tanaman, sehingga dapat meningkatkan hasil panen.
  3. Sistem tanam berbaris juga mendukung integrasi usahatani, seperti penerapan mina padi (padi dan ikan) atau parlebek (padi, lele, dan bebek) dalam satu lahan, sehingga berpotensi memperluas sistem produksi terpadu.
  4. Produktivitas padi dapat meningkat sebesar 10-15% melalui penerapan sistem tanam secara optimal.

Dapat disimpulkan bahwa sistem tanam memiliki peran penting dalam menentukan tingkat produktivitas padi. Namun, efektivitas suatu sistem tanam tidak bersifat mutlak, melainkan juga bergantung pada kondisi spesifik lahan pertanian. Oleh karena itu, pemilihan sistem tanam yang tepat harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti luas lahan, jenis tanah, varietas padi, serta ketersediaan tenaga kerja. Dengan menyesuaikan sistem tanam terhadap kondisi sawah, petani tidak hanya dapat meningkatkan hasil panen, tetapi juga mengelola sumber daya secara lebih efisien dan berkelanjutan.

Penulis: Rizka Alvina Rachmawati

Editor: MTani Editor (Nur Syifaa Ramdani)

Share the Post: